SUBHANALLAH...!!! WALAUPUN MENJADI SEORANG PEMULUNG IBU RIMAH BERHASIL NAIK HAJI..!!! INI KISAHNYA...!!! Tolong di Share Semoga Kisah Ini Menginspirasi Kita Semua. Amin...
Tekad serta disertai dengan usaha yang sungguh‐sungguh akan mengantarkan seseorang disuatu hal kenyataan yang demikian ia impikan. Sekurang‐kurangnya tersebut yang dipegang teguh oleh seorang pemulung yang umum di panggil ibu Rimah.
Pekerjaan yang dijalaninya yaitu pekerjaan rendahan, tetapi ibu yang berusia sekitaran 53 th. itu kenyataannya bisa mencapai yang diimpikannya untuk menunaikan rukun Islam yang kelima yakni pergi haji ke Baitullah.
Untuk mencapai yang diimpikannya itu, ibu Rimah telah berupaya keras. Kurang lebih 23 th. lamanya ia jalani pekerjaan sebagai pemulung. Ibu Rimah mempunyai 3 (tiga) orang anak, namun ia tetaplah berkeyakinan bila satu saat nantinya dirinya akan naik haji ke tanah suci seperti sebagian orang lain yang tambah lebih dapat darinya. Karena keyakinan itu, dirinya selalu menyisihkan hasil jerih payahnya sebagai pemulung untuk ditabung dan sebagian untuk penuhi kepentingan hidup sehari-harinya. “Memang untuk mewujudkan yang diimpikan naik haji ini penuh perjuangan. Karena saya harus menabung selama 23 th. lamanya. Namun saya yakini Allah SWT pasti mengabulkan doa saya agar bisa saksikan Ka’bah lewat cara segera sekianlah penuturannya.
Harapan naik haji itu sudah lama terpendam mulai sejak th. 2000 waktu itu. Saat itu dirinya mengaku masihlah punyai usaha di kampung halamannya di Bangkalan Madura. Masa‐masa sulit ia lewati saat usahanya bangkrut pada th. 2003.
Namun untuk menyambung hidup, ibu Rimah lantas jadi seorang pemulung. Walaupun pekerjaannya termasuk juga rendah, ibu Rimah lantas tidak menyurutkan maksudnya untuk
menunaikan beribadah haji.
Sekitaran th. 2002, ibu Rimah mulai daftarkan diri sebagai calon jamaah haji Kabupaten Bangkalan. Pada saat itu, tabungannya ia hasilkan dari pekerjaannya sebagai pemulung yang telah mencapai kurang‐lebih Rp. 20. 000. 000. Kecuali dari hasil memulung, uang itu didapat dari beberapa dermawan.
Sepanjang menguber yang diimpikannya, ibu Rimah tidak berbarengan anak‐anaknya. Bukannya tidak peduli pada anak dan cucunya, namun ibu Rimah ini tidak ingin mengganggu dan jadi beban hidup anak‐anaknya. Dirinya lebih tentukan tinggal di gubuk yang dahulunya ia bangun berbarengan almarhum suaminya. Kadang‐kadang juga ia istirahat di masjid yang ada di desanya. “pada saat bersih‐bersih masjid, kadang‐kadang ada orang ngasih rejeki, ya…. saya tabung, ”sautnya.
Sekali lagi, dengan tekad yang kuat, ibu rimah tetaplah tegar dan semangat melalui sehari-hari untuk mewujudkan yang diimpikannya supaya dapat pergi haji. “Saya pasrahkan saja semuanya pada Allah SWT, namun saya tidak mau putus harapan saya tetaplah pergi ke tanah suci, ” imbuhnya. Sepeda buntut, ya ibu Rimah sehari‐hari berkeliling dari kampung ke kampung menghimpun barang sisa. Usaha yang ditangani ibu Rimah tidak sia‐sia. Semuanya hasil jerih payah dan keikhlasan hatinya membawa Ibu Rimah pergi haji ke Baitullah‐ Subahanallah…..
sumber : media. ikhram. com
Pekerjaan yang dijalaninya yaitu pekerjaan rendahan, tetapi ibu yang berusia sekitaran 53 th. itu kenyataannya bisa mencapai yang diimpikannya untuk menunaikan rukun Islam yang kelima yakni pergi haji ke Baitullah.
Untuk mencapai yang diimpikannya itu, ibu Rimah telah berupaya keras. Kurang lebih 23 th. lamanya ia jalani pekerjaan sebagai pemulung. Ibu Rimah mempunyai 3 (tiga) orang anak, namun ia tetaplah berkeyakinan bila satu saat nantinya dirinya akan naik haji ke tanah suci seperti sebagian orang lain yang tambah lebih dapat darinya. Karena keyakinan itu, dirinya selalu menyisihkan hasil jerih payahnya sebagai pemulung untuk ditabung dan sebagian untuk penuhi kepentingan hidup sehari-harinya. “Memang untuk mewujudkan yang diimpikan naik haji ini penuh perjuangan. Karena saya harus menabung selama 23 th. lamanya. Namun saya yakini Allah SWT pasti mengabulkan doa saya agar bisa saksikan Ka’bah lewat cara segera sekianlah penuturannya.
Harapan naik haji itu sudah lama terpendam mulai sejak th. 2000 waktu itu. Saat itu dirinya mengaku masihlah punyai usaha di kampung halamannya di Bangkalan Madura. Masa‐masa sulit ia lewati saat usahanya bangkrut pada th. 2003.
Namun untuk menyambung hidup, ibu Rimah lantas jadi seorang pemulung. Walaupun pekerjaannya termasuk juga rendah, ibu Rimah lantas tidak menyurutkan maksudnya untuk
menunaikan beribadah haji.
Sekitaran th. 2002, ibu Rimah mulai daftarkan diri sebagai calon jamaah haji Kabupaten Bangkalan. Pada saat itu, tabungannya ia hasilkan dari pekerjaannya sebagai pemulung yang telah mencapai kurang‐lebih Rp. 20. 000. 000. Kecuali dari hasil memulung, uang itu didapat dari beberapa dermawan.
Sepanjang menguber yang diimpikannya, ibu Rimah tidak berbarengan anak‐anaknya. Bukannya tidak peduli pada anak dan cucunya, namun ibu Rimah ini tidak ingin mengganggu dan jadi beban hidup anak‐anaknya. Dirinya lebih tentukan tinggal di gubuk yang dahulunya ia bangun berbarengan almarhum suaminya. Kadang‐kadang juga ia istirahat di masjid yang ada di desanya. “pada saat bersih‐bersih masjid, kadang‐kadang ada orang ngasih rejeki, ya…. saya tabung, ”sautnya.
Sekali lagi, dengan tekad yang kuat, ibu rimah tetaplah tegar dan semangat melalui sehari-hari untuk mewujudkan yang diimpikannya supaya dapat pergi haji. “Saya pasrahkan saja semuanya pada Allah SWT, namun saya tidak mau putus harapan saya tetaplah pergi ke tanah suci, ” imbuhnya. Sepeda buntut, ya ibu Rimah sehari‐hari berkeliling dari kampung ke kampung menghimpun barang sisa. Usaha yang ditangani ibu Rimah tidak sia‐sia. Semuanya hasil jerih payah dan keikhlasan hatinya membawa Ibu Rimah pergi haji ke Baitullah‐ Subahanallah…..
sumber : media. ikhram. com
SUBHANALLAH...!!! WALAUPUN MENJADI SEORANG PEMULUNG IBU RIMAH BERHASIL NAIK HAJI..!!! INI KISAHNYA...!!! Tolong di Share Semoga Kisah Ini Menginspirasi Kita Semua. Amin...
Reviewed by Unknown
on
05.57
Rating:
Tidak ada komentar